LPPM Unes Tinjau Langsung Program KKN di Nagari Sangkir, Apresiasi Inovasi Mahasiswa

Lubuk Basung, 10 Agustus 2025 – Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti Nagari Persiapan Sangkir, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, ketika Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ekasakti (Unes), Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, turun langsung memantau jalannya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 20 pada Minggu, 10 Agustus 2025.

Didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Emi Hendrina, S.Sos., M.Si, dan Ketua Kelompok Enzi Rahman, Prof. Ketut Budaraga melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan mahasiswa di tengah masyarakat. Monev ini bertujuan memastikan seluruh program berjalan sesuai rencana, tepat sasaran, dan memberikan dampak positif yang nyata bagi warga Nagari Sangkir.

KKN sebagai Wujud Nyata Pengabdian

Dalam sambutannya, Prof. Ketut Budaraga menegaskan bahwa KKN adalah salah satu implementasi langsung dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, mahasiswa tidak hanya datang membawa teori, tetapi juga solusi praktis yang relevan dengan kebutuhan desa.

"Program KKN ini bukan hanya sekadar kewajiban akademik. Ini adalah bentuk nyata kontribusi mahasiswa untuk membangun desa, memberdayakan masyarakat, dan menumbuhkan kemandirian. Kami ingin memastikan kegiatan ini tidak berhenti setelah KKN selesai, tetapi menjadi program berkelanjutan," ujarnya.

Ia juga memuji kreativitas mahasiswa Kelompok 20 yang berhasil merancang program inovatif di berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga pelestarian budaya.

Program Unggulan KKN Kelompok 20

Berdasarkan hasil monev, Kelompok 20 KKN Sangkir melaksanakan berbagai program yang dirancang sesuai hasil observasi kebutuhan masyarakat. Berikut adalah rangkaian kegiatan unggulan yang mendapat apresiasi dari LPPM Unes:

1. Pemberdayaan Ekonomi melalui Sabun Ramah Lingkungan

Mahasiswa memperkenalkan pembuatan sabun alami berbahan minyak jagung dan minyak kelapa. Program ini bukan hanya mengurangi limbah minyak rumah tangga, tetapi juga memberi peluang usaha baru bagi ibu rumah tangga, UMKM, dan pemuda desa. Warga diajak mempraktikkan langsung pembuatan sabun, pengemasan, hingga pemasaran melalui media sosial.

2. Penyuluhan Pencegahan Stunting

Stunting menjadi perhatian serius di Nagari Sangkir. Mahasiswa mengadakan penyuluhan di Posyandu, menyasar ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua balita. Dengan metode presentasi interaktif, warga diberikan pemahaman mengenai pentingnya gizi seimbang dan perawatan anak di 1000 hari pertama kehidupan.

3. Perpustakaan Keliling untuk Meningkatkan Literasi

Melalui Perpustakaan Keliling, mahasiswa membawa buku bacaan anak, komik edukatif, dan buku pengetahuan ke titik-titik strategis seperti posyandu, tempat ibadah, dan area bermain anak. Program ini dikemas dengan kegiatan membaca bersama, diskusi ringan, dan kuis literasi, sehingga anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga memahami isi buku.

4. Sosialisasi Anti-Bullying dan Edukasi Hukum

Melihat maraknya kasus perundungan di lingkungan sekolah, mahasiswa menghadirkan sosialisasi yang membahas dampak negatif bullying serta cara mencegahnya. Materi disampaikan dengan bahasa sederhana, disertai simulasi untuk meningkatkan kesadaran siswa dan guru.

5. Pendampingan UMKM untuk Pembuatan NIB

Mahasiswa membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB). Selain sosialisasi pentingnya legalitas usaha, mereka memberikan pendampingan teknis secara langsung, termasuk penggunaan sistem online pendaftaran NIB.

6. Pelestarian Budaya Tambua Tansa

KKN Kelompok 20 juga berperan dalam menghidupkan kembali kesenian Tambua Tansa, salah satu budaya khas Minangkabau. Warga, khususnya generasi muda, diajak mengikuti pelatihan dasar dan pementasan mini sebagai bentuk pelestarian seni tradisional.

7. Pembuatan Kompos melalui BUMNAG

Program ini fokus pada pengelolaan limbah organik menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan. Selain memberikan edukasi teknis, mahasiswa juga membentuk kelompok kerja warga untuk mengelola produksi kompos secara berkelanjutan, mendukung ketahanan pangan lokal.

Apresiasi dari Ketua LPPM dan Masyarakat

Prof. Ketut Budaraga mengaku bangga atas kerja keras dan inovasi mahasiswa KKN. Ia menilai program yang dijalankan relevan dengan potensi dan kebutuhan Nagari Sangkir.

"Mahasiswa telah membuktikan bahwa mereka mampu menjadi agen perubahan. Semoga setelah KKN berakhir, masyarakat tetap meneruskan program-program ini," katanya.

Ketua Kelompok, Enzi Rahman, turut menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan LPPM dan DPL selama pelaksanaan KKN. "Kami belajar banyak, tidak hanya tentang pengabdian, tetapi juga tentang membangun komunikasi, kerjasama, dan manajemen program di lapangan," ujarnya.

Dosen Pembimbing Lapangan, Emi Hendrina, S.Sos., M.Si, menambahkan bahwa keberhasilan KKN tidak lepas dari kolaborasi erat antara mahasiswa dan masyarakat. Ia berharap kerja sama ini menjadi modal sosial untuk pengembangan desa di masa depan.

Dampak dan Harapan ke Depan

Masyarakat Nagari Sangkir menyambut positif seluruh kegiatan KKN. Para ibu rumah tangga merasa terbantu dengan keterampilan membuat sabun, pelaku UMKM mendapat manfaat dari legalitas usaha, sementara anak-anak semakin bersemangat membaca berkat perpustakaan keliling.

Program pelestarian budaya juga memberi kebanggaan tersendiri, karena kesenian Tambua Tansa kembali dipelajari dan dipentaskan. Sementara itu, pembuatan kompos diharapkan mengurangi limbah organik sekaligus meningkatkan hasil pertanian warga.

Prof. Ketut Budaraga berharap model KKN seperti ini dapat direplikasi di nagari lain. Menurutnya, pengabdian yang berorientasi pada pemberdayaan dan keberlanjutan adalah kunci membangun desa yang mandiri dan berdaya saing.

"Kami tidak hanya ingin desa maju secara ekonomi, tetapi juga secara sosial, budaya, dan lingkungan. Sinergi kampus dan desa akan menjadi kekuatan besar untuk mencapai tujuan itu," pungkasnya.

Dengan semangat kebersamaan, KKN Kelompok 20 di Nagari Sangkir membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten dan terencana.(LPPM/Harry)