KKN-PPM Unes di Sungai Jariang: Mahasiswa Wujudkan Inovasi untuk Pemberdayaan Masyarakat

Lubuk Basung, Agam – Semangat pengabdian terpancar dari wajah-wajah mahasiswa Universitas Ekasakti (Unes) yang tergabung dalam Kelompok 21 KKN-PPM di Nagari Sungai Jariang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Dengan mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat Melalui Inovasi Potensi Lokal", program ini digelar sejak 29 Juli hingga 4 September 2025, menyasar berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari pertanian, lingkungan, pendidikan, hingga fasilitas keagamaan.

Kegiatan ini mendapat perhatian khusus dari Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unes, Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, yang memantau langsung progres pelaksanaan di lapangan. Ia didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Yulia Syafitri, S.E., M.Si, dan Ketua Kelompok 21 Ikram Alrifqi, yang memimpin 32 anggota tim. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Wali Nagari Sungai Jariang, Darma Ira Putra, S.E., M.M (Datuak Batuah) beserta perangkat nagari.

Mengapa Sungai Jariang?

Nagari Sungai Jariang adalah wilayah yang lahir dari pemekaran Nagari Lubuk Basung pada 2019. Meski masih berstatus “nagari persiapan” saat itu, masyarakat bersama perantau aktif mendorong pendefinitifan melalui berbagai program pembangunan. Dengan potensi pertanian jagung, padi sawah, dan ubi kayu, wilayah ini memiliki kekuatan ekonomi berbasis sumber daya lokal.

Namun, seperti desa lain yang sedang berkembang, Sungai Jariang juga menghadapi sejumlah tantangan: keterbatasan teknologi pertanian, UMKM yang belum optimal, minimnya keterlibatan pemuda dalam kegiatan produktif, hingga persoalan drainase dan kesadaran lingkungan.

Dari Pemetaan Masalah hingga Aksi Lapangan

Mahasiswa KKN-PPM memulai kegiatan dengan observasi dan pemetaan sosial. Mereka mendatangi kantor wali nagari, berinteraksi dengan jorong, tokoh pemuda, dan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah prioritas.

Hasilnya, tiga program utama dipilih:

  1. Pembuatan Pestisida Nabati dari Daun Pepaya

    • Mengurangi ketergantungan petani pada pestisida kimia.

    • Memanfaatkan daun pepaya yang mudah diperoleh.

    • Menekan biaya produksi pertanian sekaligus menjaga lingkungan.

  2. Pembangunan Tempat Pembakaran Sampah Tanpa Asap

    • Mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah tradisional.

    • Mengedukasi warga tentang pengelolaan sampah ramah lingkungan.

    • Mendukung program Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS).

  3. Rehabilitasi dan Pengecatan Musholla Nurus-Sallam

    • Menjaga kenyamanan jamaah beribadah.

    • Mendorong gotong royong dan kepedulian sosial.

    • Memperpanjang usia bangunan rumah ibadah.

Program Penunjang yang Edukatif dan Inspiratif

Selain tiga program prioritas, Kelompok 21 juga menggelar berbagai kegiatan penunjang yang tak kalah bermanfaat, seperti:

  • Sosialisasi “Ayo Menabung” di SDN 07 Sungai Jariang
    Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menabung sejak dini. Mahasiswa membagikan celengan, mengadakan permainan edukatif, dan memotivasi siswa untuk mengatur keuangan sederhana.

  • Survei dan Edukasi Pembuatan Pupuk Kompos di TPA Sungai Jariang
    Mengajak warga memahami proses pengolahan limbah organik menjadi pupuk, yang bisa digunakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mengurangi volume sampah.

Metode Pelaksanaan: Partisipatif dan Berkelanjutan

Kunci keberhasilan program ini terletak pada metode partisipatif yang diterapkan mahasiswa. Setiap kegiatan dirancang untuk melibatkan masyarakat, bukan sekadar sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai pelaku utama.

Tahapan pelaksanaan meliputi:

  1. Identifikasi Masalah dan Potensi Berbasis Data
    Mahasiswa melakukan survei mendalam, diskusi kelompok, dan wawancara dengan berbagai pihak untuk memastikan program sesuai kebutuhan lokal.

  2. Penyuluhan dan Sosialisasi Efektif
    Materi disampaikan secara interaktif, dilengkapi dengan brosur, spanduk, dan media presentasi agar mudah dipahami dan dapat dipelajari kembali.

  3. Kolaborasi dan Gotong Royong
    Semua kegiatan lapangan mengedepankan kerja sama antara mahasiswa, pemerintah nagari, dan warga setempat.

Manfaat Nyata yang Dirasakan Masyarakat

Program Pestisida Nabati memberikan solusi ramah lingkungan bagi petani, sementara Tempat Pembakaran Sampah Tanpa Asap meningkatkan kualitas udara dan mengurangi risiko gangguan kesehatan.

Rehabilitasi Musholla Nurus-Sallam membuat fasilitas ibadah lebih nyaman dan bersih, meningkatkan kekhusyukan jamaah. Di sisi lain, anak-anak SD mendapat bekal literasi finansial, dan warga memahami nilai ekonomis dari pengelolaan limbah organik.

Apresiasi Ketua LPPM dan Wali Nagari

Prof. Ketut Budaraga memberikan apresiasi tinggi kepada mahasiswa yang mampu merancang program sesuai potensi lokal. "KKN ini bukan hanya transfer ilmu, tapi proses belajar bersama. Kami ingin program ini terus berlanjut setelah mahasiswa kembali ke kampus," ujarnya.

Wali Nagari Darma Ira Putra, S.E., M.M (Datuak Batuah) juga menyampaikan terima kasih atas kontribusi nyata mahasiswa. "Kami merasakan langsung manfaatnya. Semoga kerja sama ini terus terjalin untuk pembangunan nagari," ungkapnya.

Ketua Kelompok Ikram Alrifqi menambahkan bahwa pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk masa depan. "Kami belajar manajemen program, komunikasi, dan adaptasi di lapangan. Ini adalah pengabdian yang sesungguhnya," katanya.

Penutup: Sinergi Kampus dan Desa

KKN-PPM di Nagari Sungai Jariang adalah bukti bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa mampu menciptakan perubahan positif. Dengan memanfaatkan potensi lokal, mengedepankan partisipasi, dan berorientasi pada keberlanjutan, program ini diharapkan menjadi model inspiratif bagi desa-desa lain di Indonesia. (LPPM/Harry)