KKN-PPM Unes di Durian Kapeh Darussalam: Mahasiswa Hadirkan Solusi Nyata untuk Masyarakat

Lubuk Basung, Agam – Mahasiswa Universitas Ekasakti (Unes) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun desa melalui program Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Tahun ini, Kelompok KKN yang dipimpin Egi Saputra hadir di Nagari Durian Kapeh Darussalam, Kecamatan Lubuk Basung, membawa tema “Optimalisasi Potensi Lokal untuk Masyarakat Mandiri dan Sejahtera”.

Kegiatan berlangsung sejak akhir Juli hingga awal September 2025, di bawah arahan langsung Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unes, Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, dan pendampingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dian Wahyoni, DF., MT. Seluruh rangkaian program dirancang berdasarkan hasil pemetaan potensi dan masalah di nagari, agar solusi yang dihadirkan tepat sasaran dan berkelanjutan.

Latar Belakang dan Alasan Pemilihan Lokasi

Durian Kapeh Darussalam merupakan nagari yang memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup besar. Namun, di balik potensi tersebut, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan teknologi pengolahan hasil panen, rendahnya literasi digital pelaku UMKM, dan minimnya inovasi pengelolaan lingkungan.

Tim KKN-PPM memutuskan untuk fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui inovasi berbasis potensi lokal. Pendekatan ini diharapkan tidak hanya memecahkan masalah jangka pendek, tetapi juga menciptakan efek domino bagi pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.

Identifikasi Masalah dan Perencanaan Program

Langkah pertama yang dilakukan mahasiswa adalah observasi lapangan dan wawancara dengan warga. Hasil identifikasi menunjukkan tiga isu utama:

  1. Pengelolaan hasil pertanian yang kurang optimal – Petani masih bergantung pada metode tradisional yang memakan waktu dan biaya tinggi.

  2. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan lingkungan – Minimnya fasilitas pengolahan sampah membuat sampah rumah tangga sering dibakar secara terbuka.

  3. Kurangnya pemahaman UMKM tentang pemasaran digital – Produk lokal kesulitan bersaing karena pemasaran masih sebatas mulut ke mulut.

Berdasarkan masalah tersebut, mahasiswa merancang sejumlah program unggulan dan penunjang yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Program Unggulan yang Dilaksanakan

  1. Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati
    Mahasiswa memperkenalkan pestisida alami berbahan dasar daun pepaya dan bawang putih. Pelatihan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, tetapi juga membantu petani menekan biaya produksi sekaligus menjaga kesuburan tanah.

  2. Pembuatan Tempat Pembakaran Sampah Tanpa Asap
    Inovasi ini menjadi jawaban atas permasalahan polusi udara akibat pembakaran sampah terbuka. Desain tempat pembakaran ini meminimalkan keluarnya asap sehingga lebih ramah lingkungan.

  3. Digital Marketing untuk UMKM
    Mahasiswa memberikan pelatihan penggunaan media sosial dan platform e-commerce. Para pelaku UMKM diajarkan membuat foto produk yang menarik, menulis deskripsi yang persuasif, dan memanfaatkan fitur promosi online.

Program Penunjang dan Edukasi Masyarakat

Selain program unggulan, ada pula kegiatan edukasi dan pendampingan yang melibatkan berbagai kalangan, antara lain:

  • Edukasi Menabung untuk Pelajar SD
    Tim KKN mengunjungi sekolah dasar setempat untuk mengajarkan pentingnya menabung sejak dini. Anak-anak diberikan celengan dan simulasi sederhana cara mengatur uang jajan.

  • Sosialisasi Pengelolaan Sampah Organik
    Warga diperkenalkan pada teknik pembuatan kompos dari limbah dapur. Kegiatan ini diikuti dengan praktik langsung agar masyarakat bisa memproduksi pupuk organik sendiri.

  • Rehabilitasi Fasilitas Umum
    Beberapa fasilitas umum seperti musholla dan taman desa dibersihkan, dicat ulang, dan diperbaiki agar lebih nyaman digunakan warga.

Metode Pelaksanaan Partisipatif

Menurut DPL Dian Wahyoni, DF., MT, keberhasilan program KKN-PPM sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat. Oleh karena itu, metode yang digunakan bersifat partisipatif, di mana warga bukan sekadar penonton, tetapi menjadi pelaku langsung dalam setiap kegiatan.

Tahapan pelaksanaan mencakup:

  1. Perencanaan Bersama – Mahasiswa dan warga duduk bersama menentukan prioritas kegiatan.

  2. Pelaksanaan Terpadu – Setiap kegiatan melibatkan masyarakat mulai dari persiapan hingga evaluasi.

  3. Pendampingan Berkelanjutan – Mahasiswa memastikan ada kader lokal yang siap melanjutkan program setelah KKN selesai.

Manfaat yang Dirasakan Warga

Manfaat program KKN-PPM mulai dirasakan warga bahkan sebelum kegiatan berakhir. Petani mengaku terbantu dengan adanya pestisida nabati yang lebih aman dan murah. Pelaku UMKM mulai aktif memasarkan produknya secara online, sementara anak-anak SD kini lebih paham pentingnya menabung.

Dari sisi lingkungan, tempat pembakaran sampah tanpa asap membuat udara di sekitar pemukiman lebih bersih, dan pelatihan kompos membantu mengurangi volume sampah organik.

Apresiasi Ketua LPPM Unes

Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, Ketua LPPM Unes, mengapresiasi kerja keras mahasiswa dan antusiasme warga. “KKN bukan hanya ajang mengimplementasikan ilmu, tetapi juga proses belajar bersama masyarakat. Keberhasilan program ini diukur dari keberlanjutan manfaatnya,” ujarnya.

Egi Saputra, Ketua Kelompok KKN, juga mengungkapkan rasa bangganya. “Kami belajar banyak tentang manajemen program, kepemimpinan, dan komunikasi lintas generasi. Semoga apa yang kami lakukan menjadi pijakan untuk kemajuan nagari,” katanya.

Harapan ke Depan

Program ini diharapkan tidak berhenti saat mahasiswa kembali ke kampus. Dengan adanya kader lokal yang sudah terlatih, kegiatan seperti pembuatan pestisida nabati, pengelolaan sampah organik, dan pemasaran digital dapat terus berkembang dan memberikan dampak jangka panjang.(LPPM/Harry)