KKN Unes di Garagahan: Sabun Beras hingga Rumah Tahfidz

Nagari Garagahan, Agam — Mahasiswa Universitas Ekasakti (Unes) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam mengabdi kepada masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Tahun ini, kelompok KKN-PPM di Nagari Garagahan mengusung tema “Pemberdayaan Potensi Lokal untuk Kemandirian Ekonomi dan Sosial Berkelanjutan”. Berbagai kegiatan kreatif dan inovatif pun digelar, mulai dari pelatihan pembuatan sabun beras, desain kemasan karung beras untuk UMKM, hingga mendirikan Rumah Tahfidz sebagai pusat pembelajaran Al-Qur’an.

Program ini mendapat dukungan penuh dari Ketua LPPM Unes, Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, serta bimbingan langsung dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Eddwina Aidila Fitria, STP., M.Si. Pendekatan yang diambil adalah community based program, di mana warga dilibatkan sejak tahap perencanaan hingga evaluasi, agar setiap program tepat sasaran dan berkelanjutan.

Mengapa Nagari Garagahan?

Nagari Garagahan dikenal sebagai daerah agraris dengan komoditas unggulan seperti padi dan hasil kebun lainnya. Potensi ini sangat besar, namun belum sepenuhnya dioptimalkan, terutama dalam hal pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah. Selain itu, sektor pendidikan nonformal dan pembinaan karakter generasi muda masih memerlukan dukungan. Inilah yang menjadi alasan utama Unes memilih Nagari Garagahan sebagai lokasi KKN tahun ini.

Tiga Program Utama: Mengangkat Potensi Lokal

Berdasarkan hasil survei awal dan diskusi dengan perangkat nagari, kelompok KKN menyusun tiga program unggulan:

1. Pelatihan Pembuatan Sabun Beras

Sabun beras dipilih karena bahan bakunya mudah didapat dari sisa penggilingan padi, namun memiliki nilai jual tinggi. Mahasiswa memberikan pelatihan pembuatan sabun beras alami, mulai dari proses pencampuran bahan, pencetakan, pengeringan, hingga pengemasan. Produk ini diharapkan menjadi peluang usaha baru bagi warga, khususnya ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

2. Desain Karung Beras untuk UMKM

Beras Garagahan memiliki kualitas yang sangat baik, tetapi pemasaran masih dilakukan dengan kemasan polos tanpa merek yang menarik. Mahasiswa membantu membuat desain karung beras modern dan informatif, lengkap dengan logo, informasi gizi, dan sertifikasi halal. Branding ini diharapkan meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas.

3. Pendirian Rumah Tahfidz

Di bidang sosial-keagamaan, kelompok KKN memprakarsai pembentukan Rumah Tahfidz sebagai pusat pembelajaran Al-Qur’an bagi anak-anak dan remaja. Fasilitas ini tidak hanya menjadi tempat mengaji, tetapi juga wadah pembinaan akhlak dan kegiatan keagamaan rutin.

Program Pendukung: Menguatkan Dampak

Selain program utama, mahasiswa juga melaksanakan sejumlah program pendukung untuk memperkuat dampak pengabdian:

  • Penyuluhan kebersihan lingkungan: Mengajak warga menjaga kebersihan nagari dan mengelola sampah rumah tangga.

  • Pelatihan pemasaran digital: Membantu pelaku UMKM memasarkan produk melalui media sosial dan marketplace.

  • Kegiatan olahraga bersama: Mengadakan lomba dan turnamen lokal untuk mempererat hubungan antarwarga.

  • Workshop literasi keuangan: Mengajarkan manajemen keuangan sederhana kepada masyarakat agar usaha kecil dapat berkembang lebih stabil.

Metode Pelaksanaan: Partisipatif dan Terstruktur

Program KKN di Nagari Garagahan dilaksanakan dengan tahapan terstruktur:

  1. Survei dan Observasi – Mahasiswa mengidentifikasi masalah dan potensi nagari melalui wawancara, observasi lapangan, dan diskusi kelompok terarah.

  2. Perencanaan Bersama – Semua program dirancang bersama perangkat nagari, tokoh masyarakat, dan perwakilan kelompok warga.

  3. Pelaksanaan Lapangan – Mahasiswa memfasilitasi pelatihan, pendampingan, dan penyediaan sarana pendukung.

  4. Evaluasi dan Serah Terima – Program dievaluasi bersama untuk memastikan keberlanjutan, lalu diserahkan kepada pengelola lokal.

Dampak Nyata di Masyarakat

Walau baru berjalan selama beberapa minggu, program KKN ini sudah memberikan dampak positif yang nyata:

  • Ekonomi: Warga mulai memproduksi sabun beras dalam skala kecil dan menjualnya di pasar lokal.

  • Branding Produk: Karung beras dengan desain baru mulai digunakan, menarik perhatian pembeli.

  • Pendidikan: Rumah Tahfidz mulai aktif dan diikuti oleh puluhan anak setiap minggunya.

  • Kesadaran Lingkungan: Masyarakat lebih terlibat dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan.

Dukungan dari Kampus

Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, Ketua LPPM Unes, menyampaikan apresiasi terhadap kerja keras mahasiswa dan sambutan hangat masyarakat. “KKN ini adalah bukti nyata bahwa perguruan tinggi tidak hanya berperan di ruang kelas, tetapi juga hadir langsung untuk membantu memecahkan masalah masyarakat,” ujarnya.

DPL Eddwina Aidila Fitria, STP., M.Si menambahkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi. “Mahasiswa belajar banyak dari masyarakat, dan sebaliknya, masyarakat mendapatkan inovasi baru yang bisa langsung dipraktikkan,” jelasnya.

Harapan ke Depan

Dengan fondasi yang sudah dibangun, diharapkan program ini dapat terus berjalan bahkan setelah mahasiswa kembali ke kampus. Produksi sabun beras dan kemasan beras baru diharapkan menjadi usaha berkelanjutan yang mendongkrak perekonomian warga. Rumah Tahfidz pun diharapkan menjadi pusat pembinaan generasi muda yang kuat secara ilmu dan akhlak.

KKN Unes di Nagari Garagahan menjadi contoh bagaimana potensi lokal dapat diangkat melalui inovasi sederhana, kolaborasi erat, dan pendampingan yang tepat sasaran. (LPPM/Harry)