Pesisir Selatan - Proyek penerangan Jalan Arteri Sago Painan diprakarsai Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan melalui Dinas Perhubungan yang dikomandoi Kepala Dinas Perhubungan Afriandi, SH., MHum. Pelaksana teknis kegiatan adalah PT Zalmi dengan Direktur H. Zalmi sebagai penanggung jawab operasional. Dalam pelaksanaan, proyek ini melibatkan unsur akademis dari Program Studi Teknik Elektro Universitas Ekasakti, termasuk Kaprodi Rosnita Rauf, ST., MT, Ketua Himpunan Mahasiswa, dan sejumlah mahasiswa yang ikut mendampingi pekerjaan lapangan. Partisipasi universitas merupakan bagian dari inisiatif “Kampus Berdampak” yang mendorong keterlibatan perguruan tinggi dalam penyelesaian persoalan publik. Kegiatan yang dilaksanakan adalah perencanaan dan implementasi Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jalan Arteri kawasan Sago Painan. Lingkup pekerjaan mencakup survei titik gelap, perhitungan kebutuhan daya, pemilihan dan pemasangan lampu hemat energi, instalasi tiang dan kabel, pemasangan panel kontrol, serta pengujian fungsi dan keselamatan sistem. Selain pemasangan fisik, proyek juga melibatkan desain tata cahaya yang merata dan efisien serta pengaturan sistem kontrol untuk operasi jangka panjang.Pengerjaan resmi dimulai pada awal Desember dan memiliki target selesai selama 45 hari kerja. Rentang waktu ini mencakup seluruh tahapan mulai dari survei lokasi, proses pengadaan material, pemasangan, hingga uji coba dan evaluasi akhir. Pengaturan jadwal bertujuan memastikan setiap tahapan dikerjakan sistematis tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan kualitas.
Lokasi proyek berada di Jalan Arteri Sago Painan, salah satu ruas penting yang menghubungkan pusat-pusat aktivitas ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan. Jalan Arteri ini dikenal memiliki mobilitas tinggi baik kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun pejalan kaki pada waktu tertentu, sehingga kebutuhan penerangan yang optimal menjadi prioritas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas pada malam hari.
Alasan utama pelaksanaan proyek adalah untuk meningkatkan keselamatan publik dan kenyamanan pengguna jalan. Beberapa poin penting yang menjadi dasar keputusan antara lain: identifikasi titik-titik gelap yang rawan kecelakaan, peningkatan aktivitas perdagangan malam yang membutuhkan akses penerangan memadai, serta upaya menurunkan angka kecelakaan lalu lintas yang sering dikaitkan dengan kondisi pencahayaan buruk. Selain itu, proyek ini juga dimotivasi oleh upaya efisiensi energi melalui pemilihan teknologi lampu hemat energi dan pengaturan sistem kontrol sehingga operasionalnya lebih hemat biaya dan ramah lingkungan. Keterlibatan Universitas Ekasakti melalui program Kampus Berdampak menambah dimensi edukatif dan riset ke dalam proyek, sehingga desain dan implementasi didasarkan pada data dan kajian teknis.
Pelaksanaan proyek dibagi ke dalam beberapa tahap teknis. Tahap persiapan mencakup survei lapangan oleh tim gabungan Dinas Perhubungan, PT Zalmi, dan akademisi Teknik Elektro Universitas Ekasakti. Survei ini fokus pada pengukuran intensitas cahaya, inventarisasi kondisi tiang listrik eksisting, pemetaan titik gelap, dan analisis kebutuhan kabel serta panel kontrol. Berdasarkan temuan survei, tim menyusun rencana desain yang memuat jumlah titik lampu, ketinggian tiang, tipe lampu hemat energi, serta struktur panel kendali untuk memudahkan pemeliharaan.
Tahap berikutnya adalah pengadaan material dan persiapan logistik. PT Zalmi bertanggung jawab atas pengadaan tiang, lampu LED hemat energi, kabel, dan perlengkapan kontrol. Semua material dipilih sesuai spesifikasi teknis yang menekankan efisiensi energi, umur pakai panjang, dan kemudahan perawatan.
Pemasangan lapangan dilakukan oleh kontraktor teknis dengan pengawasan langsung dari PT Zalmi dan tim akademisi Universitas Ekasakti. Mahasiswa Teknik Elektro dilibatkan sebagai bagian dari program praktik lapangan; mereka membantu pengukuran, pemasangan kabel, dan pengujian awal di bawah pengawasan dosen. Keterlibatan mahasiswa tidak hanya memperkaya pengalaman pembelajaran, tetapi juga menambah tenaga ahli muda yang mampu mempraktikkan teori dalam konteks nyata.
Setelah instalasi, dilakukan pengujian fungsional untuk mengecek kestabilan pemasangan, intensitas pencahayaan di setiap titik, kestabilan arus listrik, serta respons sistem kontrol sesuai skenario operasional. Jika ditemukan ketidaksesuaian, tim segera melakukan perbaikan dan penyesuaian hingga standar terpenuhi. Langkah akhir adalah serah terima teknis dimana Dinas Perhubungan mengambil alih pengelolaan operasional dan pemeliharaan PJU.
Kepala Dinas Perhubungan, Afriandi, menegaskan bahwa proyek ini merupakan wujud sinergi antar pihak untuk menjawab kebutuhan publik. “Penerangan bukan sekadar estetika; ini soal keselamatan dan akses publik. Kami berharap proyek ini mereduksi titik rawan dan mendorong aktivitas ekonomi malam di Sago Painan,” ujarnya. Direktur PT Zalmi, H. Zalmi, menambahkan komitmen perusahaan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standar teknis dan waktu yang telah disepakati. Sementara itu, Kaprodi Teknik Elektro Universitas Ekasakti, Rosnita Rauf, menyatakan bahwa keterlibatan kampus melalui program Kampus Berdampak memberi peluang bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman lapangan sekaligus menyumbangkan keilmuan pada proyek nyata.
Dengan beroperasinya PJU yang dirancang efisien dan ramah energi, diharapkan risiko kecelakaan menurun, tingkat kenyamanan pengguna jalan meningkat, dan aktivitas ekonomi di sepanjang Jalan Arteri Sago Painan mendapat dorongan. Keberadaan sistem kontrol dan lampu hemat energi juga berpotensi menurunkan beban biaya operasional jangka panjang. Dari sisi pendidikan, kegiatan ini menjadi contoh kolaborasi produktif antara kampus dan pemerintah—menempatkan Universitas Ekasakti sebagai aktor penting dalam program Kampus Berdampak yang nyata manfaatnya bagi masyarakat.
Proyek 45 hari ini menjadi cermin bahwa peningkatan infrastruktur publik dapat dilaksanakan secara efektif melalui kerja sama lintas sektor: pemerintah sebagai pemrakarsa dan regulator, swasta sebagai pelaksana teknis, serta akademisi sebagai penjamin kualitas dan sumber daya manusia. Keberhasilan implementasi nanti akan sangat bergantung pada koordinasi lapangan, kualitas material, serta kesinambungan pengelolaan setelah serah terima kepada Dinas Perhubungan Pesisir Selatan. (sahkato.com)