LPPM Universitas Ekasakti Tinjau Inovasi Pengolahan Sampah Jadi BBM di Yayasan Rimba Indonesia

Sungai Pinang, Pesisir Selatan – 23 April 2025 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Ekasakti melaksanakan kunjungan akademik ke Yayasan Rimba Indonesia yang berlokasi di Sungai Pinang, Kabupaten Pesisir Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meninjau langsung proses pengelolaan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) alternatif serta pengolahan sampah organik menjadi pupuk, sebagai bagian dari studi awal dalam pengembangan program riset dan pengabdian berbasis teknologi lingkungan.

Kunjungan dipimpin oleh Ketua LPPM Universitas Ekasakti, Prof. Dr. I Ketut Budaraga, didampingi oleh Sekretaris LPPM, Harry Setya Hadi, S.Kom., M.Kom., serta beberapa staf peneliti dari berbagai bidang. Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda penguatan kapasitas riset terapan dan eksplorasi teknologi tepat guna dalam bidang pengelolaan limbah.

Fokus pada Observasi dan Pengumpulan Informasi Dalam sambutannya, Prof. Dr. I Ketut Budaraga menekankan bahwa kunjungan ini bukan dalam rangka kerja sama formal, melainkan sebagai langkah awal untuk memahami lebih dalam proses dan teknologi yang telah dikembangkan Yayasan Rimba Indonesia. “Kami melihat potensi besar dari inovasi yang dilakukan di sini. Namun, saat ini kami masih dalam tahap observasi dan pengumpulan data sebagai bagian dari kajian awal. Langkah-langkah lebih lanjut tentu akan ditentukan setelah hasil tinjauan ini dievaluasi secara internal,” ujar beliau.

Kegiatan dimulai dengan penjelasan umum dari pihak Yayasan Rimba Indonesia mengenai latar belakang berdirinya yayasan, fokus kegiatan lingkungan, serta inovasi yang telah dilakukan dalam pemanfaatan sampah plastik dan organik. Tim LPPM kemudian melakukan kunjungan lapangan untuk meninjau langsung perangkat teknologi dan proses pengolahan limbah yang diterapkan.

Pengolahan Sampah Plastik Menjadi BBM Salah satu teknologi yang mendapat perhatian khusus dari tim LPPM adalah proses pirolisis—yaitu teknik pemanasan sampah plastik dalam kondisi minim oksigen untuk mengubahnya menjadi bahan bakar cair. Proses ini dianggap sebagai alternatif potensial dalam mengatasi permasalahan akumulasi limbah plastik, yang masih menjadi persoalan besar di berbagai daerah.

Dalam penjelasannya, perwakilan Yayasan Rimba Indonesia menyampaikan bahwa BBM hasil pirolisis ini memiliki karakteristik serupa dengan bensin dan solar, serta dapat digunakan untuk keperluan operasional rumah tangga maupun mesin kecil. “Kami terus menyempurnakan proses ini agar lebih efisien dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Tim LPPM secara aktif berdiskusi mengenai aspek teknis, biaya operasional, efisiensi alat, serta potensi replikasi teknologi tersebut dalam skala komunitas.

Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Pupuk Selain pengolahan plastik, tim LPPM juga meninjau sistem pengolahan sampah organik yang dilakukan secara komprehensif. Sampah rumah tangga dan limbah pasar yang bersifat organik dikumpulkan dan diolah menjadi pupuk kompos padat dan cair. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan produk yang bermanfaat bagi sektor pertanian.

Menurut Harry Setya Hadi, S.Kom., M.Kom., sistem seperti ini dapat menjadi model edukasi lingkungan yang kuat di masyarakat. “Kami melihat nilai penting dari pendekatan ini, tidak hanya dari sisi teknologinya, tetapi juga dari sisi pemberdayaan masyarakat dan edukasi lingkungan,” ujarnya.

Refleksi Akademik dan Rencana Tindak Lanjut Dalam sesi diskusi penutup, tim LPPM menyampaikan apresiasi atas keterbukaan dan kesediaan Yayasan Rimba Indonesia menerima kunjungan ini. Prof. Dr. I Ketut Budaraga mengungkapkan bahwa informasi yang diperoleh akan menjadi bahan kajian penting dalam penyusunan peta jalan riset LPPM, khususnya dalam bidang energi alternatif dan pengelolaan lingkungan.

“Kami belum berada pada tahap kerja sama formal, namun kunjungan ini membuka perspektif baru dan memberi inspirasi bagi arah pengembangan program riset dan pengabdian kami di masa mendatang,” tambahnya.

Yayasan Rimba Indonesia pun menyambut positif kunjungan ini dan menyatakan kesiapan untuk terus berbagi pengetahuan dan pengalaman bagi pihak-pihak yang ingin belajar mengenai pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan.

Penutup Kegiatan kunjungan ini menunjukkan komitmen LPPM Universitas Ekasakti dalam menjalankan peran strategisnya sebagai penghubung antara dunia akademik dengan isu-isu riil di masyarakat, khususnya dalam bidang lingkungan hidup dan keberlanjutan. Dengan melakukan observasi dan pengkajian langsung terhadap praktik-praktik inovatif di lapangan, LPPM berharap dapat merancang program riset dan pengabdian yang lebih relevan, adaptif, dan berdampak.

Melalui pendekatan berbasis bukti (evidence-based), Universitas Ekasakti menegaskan bahwa solusi atas permasalahan lingkungan harus dikembangkan dengan pemahaman mendalam, kolaborasi, serta inovasi teknologi yang berpihak kepada keberlangsungan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat.(Harry/LPPM)