Padang, 18 Mei 2025. Komitmen Universitas Ekasakti dalam mengembangkan riset dan inovasi pengelolaan sampah semakin nyata. Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), UNES melakukan kunjungan ke Asliko Innovation Center, sebuah pusat inovasi lingkungan yang berlokasi di Limau Manis Selatan, Padang. Kunjungan ini berlangsung pada Minggu, 18 Mei 2025 dan disambut langsung oleh pengelola Asliko, Sapardi.
Rombongan LPPM Universitas Ekasakti yang terdiri dari para dosen dan peneliti dari berbagai fakultas datang untuk melihat langsung penerapan teknologi pengelolaan sampah pirolisis, serta alat pengolahan minyak atsiri dari tanaman lokal seperti serai wangi. Kunjungan ini sekaligus menjadi langkah awal menjajaki kerja sama strategis dalam bidang riset terapan dan pengabdian kepada masyarakat.
Gambar . Teknologi Pirolisis Asliko Inovation Center
Ketua LPPM Universitas Ekasakti, Prof. Dr. Ir. I Ketut Budaraga, M.Si, dalam sambutannya menegaskan bahwa Universitas Ekasakti sangat serius mengembangkan riset-riset yang berfokus pada solusi pengelolaan sampah dan isu lingkungan hidup.
“Kami di Universitas Ekasakti terus mendorong para peneliti dan dosen untuk melakukan penelitian terapan, salah satunya dalam bidang pengelolaan sampah dan energi terbarukan. Kunjungan ke Asliko ini menjadi bagian dari upaya kami memperluas kolaborasi dengan mitra yang juga memiliki visi lingkungan yang sama,” ungkap Prof. I Ketut Budaraga.
Asliko Innovation Center dikenal sebagai laboratorium inovasi mandiri yang merancang dan mengembangkan alat pengelolaan sampah pirolisis. Teknologi ini menjadi alternatif pengolahan sampah plastik yang ramah lingkungan sekaligus menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.
“Kami di Asliko mengembangkan alat ini dengan pendekatan sederhana dan biaya rendah, agar bisa diaplikasikan di tingkat masyarakat. Dengan dukungan akademik dari UNES, kami yakin pengembangan alat ini bisa lebih sistematis dan berdampak luas,” ujar Sapardi.
Dalam kunjungan tersebut, peserta diberikan kesempatan menyaksikan secara langsung proses pirolisis. Sampah plastik dimasukkan ke dalam reaktor tertutup, lalu dipanaskan tanpa udara. Hasilnya adalah minyak pirolisis yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
“Ini bukan sekadar teknologi, tetapi solusi nyata bagi masyarakat yang selama ini kebingungan mengelola sampah plastik di lingkungannya,” ujar salah satu Peneliti Universitas Ekasakti.
Tim LPPM UNES juga meninjau alat penyulingan minyak atsiri yang dikembangkan di Asliko. Tanaman lokal seperti serai wangi, cengkeh, dan nilam diolah melalui proses destilasi uap untuk menghasilkan minyak atsiri murni.
“Kami ingin membuktikan bahwa dengan teknologi yang sederhana, masyarakat bisa memproduksi sendiri produk bernilai jual tinggi, tanpa harus bergantung pada alat industri besar,” tutur Sapardi.
Ketua LPPM Universitas Ekasakti, Prof. Ketut Budaraga, menyatakan bahwa hasil kunjungan ini akan segera ditindaklanjuti dalam bentuk rencana kerja sama dan program pengabdian tematik. Fokusnya adalah membangun laboratorium lapangan dan pusat pelatihan berbasis teknologi lingkungan.
“Kami ingin mahasiswa dan dosen Universitas Ekasakti bisa belajar langsung dari lapangan, mengembangkan teknologi, sekaligus melakukan pengabdian. Apa yang dilakukan oleh Asliko sangat sesuai dengan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ucapnya.
Sebagai langkah lanjut, LPPM UNES dan Asliko sepakat menyusun Nota Kesepahaman (MoU) untuk kolaborasi dalam riset, pelatihan, dan teknologi pengelolaan sampah dan hasil pertanian. Sapardi menyambut baik inisiatif ini dan berharap dukungan akademik dari Universitas Ekasakti dapat memperluas dampak sosial dari inovasi yang dikembangkan. (Harry/LPPM)